Rabu, 28 Desember 2011

ROPOSAL PENDALAMAN METODOLOGI PENELITIAN



NAMA : AGUSTINUS SELVI RAJA
NO. REG : 2815053193
MATA KULIAH : PMP


JURUSAN SENI MUSIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2011

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di dalam perkembangan sekolah yang semakin hari terus berkembang mengikuti kemajuan IPTEK, setiap sekolah mempunyai aturan-aturan tersendiri untuk mengembangkan kemajuan intelektual siswa yang sesuai dengan kondisi ideal dari standar kompetensi. Kondisi yang ideal ini tercipta dari kejelian memberikan model pembelajaran yang tepat untuk para siswa yang ada disekolah. Standar kompetensi yang ada di musik mengharapkan agar siswa dapat benar-benar paham di dalam mengapresiasikan karya musik pada akhirnya.
Sejalan dengan kemajuan tersebut, kondisi nyata yang ditemukan oleh guru di dalam proses belajar mengajar telah menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ini tentunya dihasilkan karena para guru yang selalu mencari model-model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi nyata yang ada di dalam kelas agar standar kompetensi pembelajaran tercapai dengan hasil yang maksimal.
Guru mengemban tugas yang sangat berat untuk mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional sehingga membuat guru selalu menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan masalah yang ditemukan dari para siswa di dalam kelas. Jika seorang guru tidak mengetahui model pembelajaran apa yang cocok untuk digunakan di dalam proses belajar mengajar, maka kemungkinan besar hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional tidak akan tercapai.
Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran, salah satunya dengan strategi atau cara dalam menyampaikan materi, agar diperoleh peningkatan belajar siswa khususnya mata pelajaran seni musik. Misalnya dengan membimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif di dalam pembelajaran dan mampu mengembangkan intelektual siswa terhadap pemahaman konsep-konsep yang diajarkan. Pemahaman ini memerlukan minat yang besar dari siswa, jika siswa tidak mempunyai minat berarti siswa perlu diberikan motivasi untuk meningkatkan semangat belajarnya.
Berdasarkan pengalaman penulis, hampir 70 % dari siswa tidak mempunyai minat belajar yang besar, sehingga akibat nyata nilai rata-rata pelajaran seni musik setiap siswa sangat rendah di bawah target nilai rata-rata yang ditentukan. Hal ini disebabkan oleh karena semangat belajar siswa yang rendah, tidak semangat kebersamaan, dan guru hanya menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran seni musik. Untuk itu diperlukan motivasi yang besar dari guru dengan mengajak siswa bersama-sama aktif di dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan uraian diatas, penulis mecoba menerapkan salah satu model pembelajaran yang sesuai, yakni model pembelajaran kooperatif untuk mengungkapkan apakah dengan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan minat belajar siswa dan prestasi belajar siswa. Penulis memilih model pembelajaran ini untuk mengkondisikan siswa untuk terbiasa bekerja sama mempraktekan suatu karya musik, menemukan, mencari dan mendiskusikan materi yang sesuai dengan pengajaran. Di dalam model pembelajaran ini siswa lebih aktif untuk mengapresiasikan atau mempraktekan suatu karya musik untuk menemukan kepercayaan diri siswa, dan guru hanya sebagai motivator dan pembimbing atau petunjuk bagaimana cara mengapresiasikan suatu karya musik.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut :
Apakah model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi belajar seni musik kelas VII B di sekolah SMP Nasional Raya, Slipi ?

C. PEMECAHAN MASALAH
Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar seni musik kelas VII B di sekolah SMP Nasional Raya, Slipi.

D. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan permasalahan diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran seni musik kelas VII B di sekolah SMP Nasional Raya, Slipi.

E. HIPOTESIS TINDAKAN
Hipotesis tindakan di dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
2. Motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif

F. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian ini sebagai berikut :
1. Siswa meningkatkan motivasi dan prestasi belajar pada mata pelajaran seni musik
2. Guru memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi
3. Memberikan masukan bagi sekolah sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Di dalam penelitian, hal pertama yang harus di dapatkan adalah variabel. Variabel adalah subjek atau objek yang kita teliti. (Lucy M: Pert. Kuliah ke-1 PMP)
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981). Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstrak atau sifat yang akan dipelajari.
Variabel sifatnya berubah-rubah. Dengan ilustrasi sebagai berikut, “ setiap manusia pasti pernah mengalami sakit, penyakit itu banyak sekali namanya; ada yang bernama fluensa, batuk, maag, dan sebagainya. Akibat dari setiap penyakit ini dokter memberikan saran obat yang tentunya berbeda-beda pula, seperti fluensa meminum obat panadol misalnya, sedangkan batuk meminum komix. Dalam hal ini tidak lainnya juga variabel. Variabel ada beberapa macam, yakni varibel terikat, variabel bebas, variabel moderator, variabel intervening, dan variabel kontrol. Dibedakan bahwa variabel terikat sebagai penyakitnya dan variabel bebas sebagai obatnya di dalam hal penelitian tindakan kelas. Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diambil bahwa yang menjadi variabel terikat adalah motivasi belajar siswa (dependen), sedangkan yang menjadi variabel bebasnya adalah pembelajaran kooperatinya(Independen). Untuk variabel moderator, variabel intervening, dan variabel kontrol tidak digunakan di dalam penelitian ini.
Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebut kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar (Koeswara, 1989; Siagian, 1989; Schein, 1991; Biggs & Teller, 1987).
Motivasi merupakan suatu proses yang dapat :
1. Membimbing anak-anak didik kita kearah pengalaman-pengalaman, dimana kegiatan belajar itu dapat berlangsung;
2. Memberikan kepada anak-anak didik kita itu kekuatan dan aktivitas serta memberikan kepadanya kewaspadaan yang memadai;
3. Pada suatu saat mengarahkan perhatian mereka terhadap suatu tujuan.
Belajar ialah mendapatkan ketrampilan-ketrampilan baru, arti dan penjajagan diri pribadi, termasuk menjauhkan diri dari dan tidak melakukan hal-hal yang tidak baik yang pernah dilakukan orang sebelumnya.
Model pembelajaran adalah suatu rancangan atau kegiatan untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang untuk mencapai Kompetensi dasar (KD). Atau suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Sedangkan model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Kooperatif berarti kita harus mengelompokkan siswa yang heterogen (bervariasi, beraneka ragam) jenis kelamin, dan kemampuan tiap siswa memainkan alat musik ataupun bernyanyi agar pembelajaran berjalan dengan baik.
Unsur penting di dalam model pembelajaran kooperatif adalah aturan kelompok yang benar. Seperti contoh di mata pelajaran seni musik ; siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3 orang, dan setiap orang mendapatkan tugasnya masing-masing (si A : mencari partitur lagu, dan si B : memainkannya dengan pianika, dan yang si C : menyanyikannya), dalam hal ini dapat kita intisarikan bahwa model pembelajaran berkarakter adanya manajemen kooperatif, adanya kemauan bekerjasama (tidak ada yang menonjol), dan saling mendukung. Metode ini berprinsip ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka atau praktek bersama, partisipatip, dan komunikatif.













BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. SUBJEK, TEMPAT DAN WAKTU
Subjek penelitiannya adalah siswa/i SMP Nasional Raya, Slipi yang berjumlah 30 orang, dan tempatnya di kelas VII B. Penelitian dalam kurun waktu 3 kali pertemuan.

B. PROSEDUR
Menggunakan model Kemis – Taggat. Perencanaan pelaksanaan tahun ajaran 2011 - 2012

C. ALUR PENELITIAN
Di dalam penelitian ini ada beberapa siklus. Siklus pertama kurang lebih dua kali pertemuan, dan siklus kedua juga kurang lebih dua kali pertemuan. Jika didalam siklus pertama peneliti merasa sudah tidak perlu lagi dilanjutkan penelitiannya, maka untuk penelitian siklus kedua tidak dilakukan.
Ada beberapa kegiatan di dalam siklus pertama, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Pertemuan pertama yakni melakukan perencanaan dengan teman sejawat yang melakukan tindakan penelitian. Di dalam pertemuan ini banyak rencana-rencana yang di diskusikan oleh teman sejawat, yakni mengenai penyusunan RPP, LKS, Soal test, dan penjelasan ke siswa pada kegiatan pelaksanaan.
Di dalam pertemuan kedua atau kegiatan pelaksaanan peneliti melakukan kegiatan yang sesuai dengan RPP dan kegiatan penutup. Dan pada saat itu peneliti melakukan pengamatan dan melakukan kolaborasi dengan teman sejawat dan terakhir melakukan refleksi (Analisis data, evaluasi proses dan hasil penelitian).











DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Alfabeta, Bandung
Dimyati & Mudiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta
Sutadipura, H. Balnadi. , 1983. Aneka Problema Keguruan. Angkasa, Bandung
PENGARUH PEMBELAJARAN ALAT MUSIK SASANDO TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK SMP DHARMA BAKTI, CIRACAS, JAKARTA TIMUR


PENYUSUN
NAMA : AGUSTINUS SELVI RAJA
NO. REG : 2815053193
Mata Kuliah : Metode Penelitian Kuantitatif


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
JURUSAN SENI MUSIK
2011
BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar belakang Masalah
Proses pembelajaran di sekolah merupakan interaksi antara guru dan siswa. Dalam kegiatan interaksi ini terjadilah pemberian informasi dan penerimaan informasi. Guru memberikan informasi dan murid sebagai penerima informasi. Di dalam proses belajar mengajar murid merupakan target utama dari seorang guru. Murid harus bisa memahami materi yang telah diberikan oleh guru. Materi yang diberikan dilakukan melalui berbagai proses kegiatan. Dari penggalian pengetahuan siswa, pemberian materi inti, dan pemberian tugas. Setelah diberikan diharapkan siswa dapat memahami dan menerapkannya di dalam kehidupan masyarakat umum.
Di dalam kegiatan proses belajar mengajar, guru harus memahami berbagai model atau metode pembelajaran yang tepat. Hampir kebanyakan guru mengajar hanya menggunakan model pembelajaran ceramah, sehingga membuat siswa menjadi bosan atau jenuh dalam belajar dan akhirnya tidak tercapailah tujuan pembelajaran yang di rancang sedemikian rupa.
Tujuan Pendidikan Nasional UUD 1945 (versi Amendemen), Pasal 31, ayat 3 menyebutkan, "Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang." Agar tercapainya tujuan pendidikan nasional diatas, seorang guru memang harus benar-benar memberikan berbagai metode yang cocok untuk perkembangan anak-anak didiknya.
Tetapi, faktanya berbeda di sekolah SMP Dharma Bakti, Ciracas, Jakarta Timur. Guru kebanyakan hanya menggunakan model pembelajaran ceramah. Sehingga siswa menjadi jenuh dan akhirnya tujuan pendidikan nasional yakni, mencerdaskan anak bangsa yang di canangkan diatas tidak tercapai. Siswa menjadi malas-malasan dan prestasi belajar menjadi turun. Karena siswa hanya sebagai pendengar dan penerima informasi.
Oleh karena itu, di dalam latar belakang ini. Peneliti menganalisis bahwa siswa-siswi SMP Dharma Bakti, Ciracas, Jakarta Timur hampir keseluruhan mempunyai prestasi belajar yang rendah dari standar kompetensi sekolah. Sehingga hal ini telah membuat saya untuk meneliti apakah dengan pemberian tambahan belajar alat musik sasando dengan suatu proses pembelajaran dari alat musik sasando tersebut dapat mengembangkan kembali semangat siswa dan menghasilkan prestasi belajar siswa menjadi lebih baik.
Alat musik klasik yang dimaksud diatas yakni, alat musik petik dari pulau rote yaitu SASANDO. Memainkan alat musik sasando memerlukan kesabaran hati, keuletan, kedisiplinan, kerja keras, rasa ingin tahu, semangat, kreatif, terampil menggabungkan psikomotorik dengan kognitif, dan kepercayaan diri. Mungkin dengan membangkitkan karakter yang telah dipaparkan diatas dapat menghasilkan prestasi belajar siswa yang lebih kompeten.


B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Model pembelajaran yang mebosankan dari guru,
2. Prestasi belajar siswa yang rendah
3. Pembelajaran alat musik sasando
C. Batasan Masalah
Karena adanya keterbatasan, waktu, dana, tenaga, dan teori-teori. Maka berdasarkan identifikasi masalah diatas peneliti memberikan batasan bahwa variabel yang akan di teliti ada 2 buah variabel yakni variabel bebas dan terikat yang adalah pembelajaran alat musik sasando (variabel bebas) dan prestasi belajar siswa (variabel terikat).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
Apakah pengaruh pembelajaran alat musik sasando terhadap prestasi belajar anak SMP Dharma Bakti, Ciracas, Jakarta Timur ?


E. Tujuan Penelitian
Ingin mengetahui apakah pengaruh pembelajaran alat musik sasando terhadap prestasi belajar siswa SMP Dharma Bakti, Ciracas, Jakarta Timur, kurang lebih 80 %

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Maka dari itu kegunaan penelitian ada beberapa, yakni :
1. Kegunaan untuk mengembangkan praktek memainkan alat musik sansando
2. Untuk memecahkan masalah prestasi belajar siswa yang rendah.







BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel independen adalah variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output.
Variabel independen dari rumusan masalah diatas adalah pembelajaran alat musik sasando, karena variabel ini mempengaruhi variabel dependen. Sedangkan variabel yang dipengaruhi adalah prestasi belajar siswa, variabel ini disebut dengan variabel dependen atau disebut dalam bahasa Indonesia adalah variabel terikat.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. (Wikipedia.com)
Istilah pembelajaran sama dengan Instruction atau pengajaran. Pengajaran mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan. (Purwadinata, 1997, Hal. 22)
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah suatu usaha yang dilakukan oleh guru untuk membuat para siswa menjadi belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku siswa menjadi tahu yang tadinya tidak tahu dengan memperoleh ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan diri siswa.
Sasando adalah termasuk alat musik chordophone yang sumber bunyinya berasal dari kawat atau tali yang direngangkan dan kemudian menghasilkan suara melalui petikan seorang pemain alat musik ini.
Secara harifiah nama sasando menurut asal katanya dalam bahasa Rote, sasandu, yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi. Konon sasando digunakan di kalangan masyarakat Rote sejak abad ke-7. Bentuk sasando ada miripnya dengan instrumen petik lainnya seperti gitar, biola dan kecapi.
Sasando adalah sebuah alat instrumen petik musik. Bentuk sasando mirip dengan instrumen petik lainnya seperti gitar, biola, dan kecapi. Tetapi keunikannya adalah bagian utama sasando berbentuk tabung panjang seperti harpa yang biasanya terbuat dari bambu. Sasando mempunyai media pemantul suara yang terbuat dari daun pohon gebang (sejenis pohon lontar yang banyak tumbuh di Pulau Timor dan Pulau Rote) yang dilekuk menjadi setengah melingkar.
Prestasi belajar merupakan pengertian dari dua kalimat yakni prestasi dan belajar. Sebelum mendefinisikan arti dari prestasi belajar, kita artikan dahulu pengertian dari masing-masing kata prestasi dan kata belajar.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah, 1994:19). Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar dalam Djamarah (1994:21) bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Di dalam webster’s New Internasional Dictionary mengungkapkan tentang prestasi yaitu:
“Achievement test a standardised test for measuring the skill or knowledge by person in one more lines of work a study” (Webster’s New Internasional Dictionary, 1951 : 20.)
Mempunyai arti kurang lebih prestasi adalah standart test untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan bagi seseorang di dalam satu atau lebih dari garis-garis pekerjaan atau belajar. Dalam kamus populer prestasi ialah hasil sesuatu yang telah dicapai (Purwodarminto, 1979 : 251).
Berdasarkan beberapa uraian pendapat yang dikemukakan diatas tentang prestasi belajar, dapat disimpulkan bahwa “ prestasi belajar ” adalah hasil yang dicapai oleh seseorang ataupun kelompok setelah ia melakukan suatu kegiatan belajar yang menyenangkan hati ataupun tidak, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Mark 1963, dalam (Sitirahayu Haditono, 1999), membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga teori yang dimaksud ini berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian dapat dibedakan antara lain :
1. Teori yang deduktif: memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu kearah data akan diterangkan.
2. Teori yang induktif: adalah cara menerangkan dari data kearah teori. Dalam bentuk ekstrim pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist.
3. Teori yang fungsional: di sini tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data.
Peneliti disini menggunakan teori yang deduktif yakni memberikan keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu kearah data akan diterangkan.
Peneliti menggunakan teori deduktif karena pembelajaran alat musik sasando merupakan variabel yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Proses pembelajaran disini merupakan suatu perkiraan atau pikiran spekulatif yang mungkin akan benar-benar mempengaruhi variabel terikat yaitu prestasi belajar.

B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran sasando merupakan variabel bebas di dalam penelitian ini. Pembelajaran sasando adalah variabel yang diharapkan dapat mempengaruhi variabel terikat. Peneliti menjadikan pembelajaran sasando sebagai variabel bebas merupakan spekulatif terhadap hasil penelitian nanti.
Berdasarkan prestasi belajar siswa yang rendah sehingga peneliti melakukan penelitian ini apakah nantinya pembelajaran sasando akan benar-benar mempengaruhi prestasi belajar siswa yang tadinya rendah menjadi lebih baik.
Banyak argument yang mengatakan jika siswa yang mempelajari satu jenis alat musik seperti contoh “ piano “, prestasi belajarnya lebih baik daripada siswa yang tidak mempelajari alat musik piano. Ada juga argument yang mengatakan ibu yang mengandung bayi dari 0 – 9 bulan jika mendengarkan jenis musik klasik, bayinya akan menjadi lebih cerdas daripada ibu yang tidak sering mendengarkan lagu klasik.
Berdasarkan beberapa uraian argument diatas, peneliti mencoba melakukan suatu penelitian terhadap siswa anak SMP Dharma Bakti yang prestasi belajarnya rendah dan prestasi belajarnya tinggi.
Mengapa demikian ? karena seperti kutipan uraian di dalam latar belakang bahwa di dalam belajar alat musik sasando kita harus mempunyai kesabaran hati, keuletan, kedisiplian, kerja keras, rasa ingin tahu, kreativitas, dan sebagainya. Hal ini merupakan termasuk di dalam kategori indicator pendidikan yang berkarakter seperti yang di canagkan oleh pusat kurikulum.
Dengan demikian peneliti tertarik sekali bahwa dengan memberikan pembelajaran alat musik sasando apakah dapat merubah prestasi belajar siswa yang rendah menjadi lebih baik daripada siswa yang tidak mempelajari alat musik sasando.
Jadi kerangka berfikirnya kurang lebih berbunyi : “ Jika siswa A belajar alat musik sasando, maka prestasi belajarnya akan tinggi daripada siswa B yang tidak belajar alat musik sasando”.


Gambar 1.1 Paradigma Sederhana
X = Pembelajaran Alat Musik Sasando Y = Prestasi Belajar Siswa

C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berfikir diatas tersebut, maka hipotesis penelitiannya adalah :
“ Ada pengaruh yang tinggi/rendah dan signifikan antara pembelajaran alat musik sasando dengan prestasi belajar siswa.



BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah proses untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis. Untuk itu di dalam bab ini perlu ditetapkan metode apa yang akan digunakan, metode eksperimen atau metode survey.
Metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Sedangkan metode survey adalah metode yang naturalistik/kualitatif dilakukan dalam keadaan yang alamiah.
Metode eksperimen mempunyai beberapa design yang bisa digunakan, yakni Pre-Experimental Design, True Experimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental Design.
Dari beberapa design metode eksperimen diatas, peneliti hanya menggunakan “Quasi Experimental Design. Quasi Eksperimental Design terbagi lagi menjadi Time-Series Design dan Nonequivalent Control Group Design.
Nonequivalent Control Group Design merupakan design yang berfungsi mencari pengaruh dari variabel independen (yang diberikan perlakuan) untuk melihat hasil variabel dependen yang dipengaruhi.
B. Populasi dan Sampel
Populasi di dalam penelitian ini adalah populasi yang dalam arti jumlah/kuantitas siswa SMP Sekolah Dharma Bakti yang akan diteliti. Tetapi populasi yang lebih terfokus yaitu dua kelas, yang berjumlah 30 siswa setiap kelasnya, yakni kelas VIII C dan VIII D tidak diberikan pembelajaran alat musik sasando.
Sedangkan sample-nya adalah seluruh siswa kelas VIII C yang akan di pelajari oleh peneliti. Semua mendapatkan perlakuan yang sama, setelah itu dilihat apakah hasilnya semakin lebih baik atau sama saja atau lebih rendah daripada sebelum diberikan penelitian.
Teknik sampling yang akan digunakan yakni, sampling jenuh. Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Istilah lainnya adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.
Di dalam penelitian ini ada dua instrument yang perlu dibuat, yaitu :
1. Instrumen untuk mengukur pembelajaran alat musik sasando
2. Instrumen untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah pembelajaran alat musik sasando, indikator pembelajarannya adalah kedisiplinan, konsentrasi, kerja keras, tanggung jawab, rasa ingin tahu, percaya diri, dan sebagainya. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah prestasi belajar, indikator prestasi belajar adalah nilai rata-rata baik, kompeten, perubahan sikap yang positif, dan perubahan tingkat keterampilannya.
Sebelum instrumen disusun menjadi item-item instrumen, maka dibuatlah kisi-kisi seperti paragraf diatas. Di buat dalam tabel 1. 1 di bawah ini.
TABEL 1. 1
KISI-KISI INSTRUMEN YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGUKUR PENGARUH PEMBELAJARAN ALAT MUSIK SASANDO TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK SMP DHARMA BAKTI, CIRACAS, JAKARTA TIMUR
Variabel Penelitian Indikator No. Item Instrumen


Pemebelajaran Alat Musik Sasando 1. Kedisiplinan
2. Konsentrasi
3. Kerja keras
4. Tanggung jawab
5. Rasa ingin tahu
6. Percaya diri
7. Keuletan


Belum terlampir


Prestasi Belajar Siswa 1. Nilai rata-rata baik
2. Kompeten
3. Perubahan sikap yang positif
4. Perubahan tingkat keterampilannya.

Belum terlampir

Selain menggunakan instrument angket diatas, peneliti juga menggunakan observasi sebagai instrument penelitian.
Observasi adalah sebagai teknik pengumpulan data mempunyai cirri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non participant observation.
Peneliti disini ikut terlibat dengan kegiatan sehari-hari siswa yang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data dalam penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan demikian, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan datanya melalui tindakan pengamatan atau observasi dan mebuat sebuah angket yang diberikan kepada siswa. Teknik pengumpulan data ini dilakukan kurang lebih selama satu semester pembelajaran dilakukan.

E. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah mengumpulkan data dari seluruh responden atau sumber data lain. Di dalam kegiatan ini adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah dianjurkan.
Teknik pengumpulan data di dalam penelitian ini menggunakan statistik inferensial. Karena peneliti ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi.













DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.


Sumber Internet :

http://id.wikipedia.org/wiki/Sasando. (18 Des 2011)
http://ksupointer.com/sasando-alat-musik-tradisional-dari-rote. (18 Des 2011)
http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/02/prestasi-belajar.html. (18 Des 2011)
http://belajarpsikologi.com/pengertian-prestasi-belajar/. (19 Des 2011)
http://www.anneahira.com/indikator-prestasi-belajar.htm. (20 Des 2011)